Rabu, 25 April 2012

Wahai Wanita.. Engkau Adalah Mulia


Mungkin bagi sebagian wanita.. akan tersirat dalam hatinya bahwa islam cenderung berpihak pada kaum laki-laki dibandingkan kaum wanita. Tapi sungguh, Allah telah memuliakan wanita dengan pemuliaan yang pas, seimbang, tengah-tengah, adil, dan manis..

Bukan dari tulang ubun ia dicipta
Sebab bahaya membiarkannya dalam sanjung dan puja
Tak juga dari tulang kaki
Karena nista menjadikannya diinjak dan diperbudak
Tapi dari rusuk kiri
Dekat ke hati untuk dicintai
Dekat ke tangan untuk dilindungi
(kutipan dari buku Agar Bidadari Cemburu Padamu)

Memang Allah melebihkan akal dan kekuatan bagi laki-laki secara kuantitas (bukan kualitas lhoo ;)). Mengapa demikian? Karena memang tugasnya membutuhkan lebih banyak akal dan kekuatan dibanding wanita. Ia harus kuat karena harus menjaga istri dan anak-anaknya nanti. Ia harus berulang kali menggunakan akalnya sebelum bertindak, karena sekali ia bertindak, dampaknya akan luas dan berpengaruh.
Tapi toh Allah juga melebihkan banyak kelebihan bagi para kaum wanita.. kelembutan, sifat penyayang, dan perasaan yang lebih dominan. Sudah fitrahnya begitu, karena nanti ketika sang suami dan anaknya sedang terluka, ia yang akan tampil untuk memberikan pelukan dan ciuman hangat menyembuhkan, ia yang akan menangis haru memberikan apresiasi terbesar ketika sang suami dan anaknya mendapat penghargaan.
Kekurangan akal pada wanita bukanlah aib, cacat, ataupun cela. Begitu juga laki-laki memiliki kekurangan kepekaan dan kehalusan perasaan. Itu semua bukan aib. Semuanya adalah karunia Allah yang pas, tepat, dan adil.
Kekurangan dan kelebihan itu nanti akan bersatu.. menciptakan kehidupan yang Insya Allah sakinah mawaddah dan warahmah dalam keluarga yang dibina dan dibangun atas kecintaan terhadap Yang Maha Mencintai.
Lalu lantas bagaimana soal kepemimpinan dalam islam? Benarkan wanita tidak boleh menjadi pemimpin?

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diriketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka)” (An Nisaa’ : 34)

Kalimat karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka dalam ayat ini menunjukan bahwa kapemimpinan ini berkaitan dengan kehidupan rumah tangga. Bukan dalam segala hal. Buktinya, Asy Syifa binti Abdullah Al Adawiyah pernah menjadi pemimpin jawatan pengawas pasar dimasanya, Aisyah pernah menjadi pemimpin pasukan didampingi Thalhah dan Az Zubair dalam Waqatul Jamal.
Pada hakikatnya, laki-laki dan perempuan bukanlah musuh yang saling bersaing dan merendahkan sesamanya, tapi laki-laki dan perempuan adalah satu regu, satu kelompok, satu tim. Untuk saling memahami, saling membantu, dan saling mendukung. Laki-laki dan perempuan adalah belahan yang tak terpisahkan..

‎"Sesungguhnya wanita adalah belahan tak terpisah dari lelaki" (HR Ahmad dan Al Baihaqi)

Sungguh suatu kemuliaan bagi seorang wanita ketika Rasulullah menyebut “Ibu.. “ sebanyak tiga kali, baru kemudian “ayah..”
Sungguh suatu kemuliaan bagi seorang wanita ketika Allah meletakan surgaNya dibawah telapan kaki seorang wanita, yaitu Ibu.
Sungguh suatu kemuliaan bagi seorang wanita ketika Rasulullah berkata “ Dunia ini penuh perhiasan dan perhiasan paling indah ialah wanita solehah.” (Hadis riwayat Muslim)
Maka.. tak perlu kita iri terhadap teman hidup kita seumur hidup, kaum laki-laki. Soal hal ini, Dia sendiri yang langsung menasehati kita, kaum perempuan, lewat suratNya yang berjudul An-Nisaa’, perempuan..

”Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (An Nisaa’ : 32)

            Coba sejenak bayangkan.. bagaimana jadinya dunia ini tanpa adanya sesosok wanita..

Tanpa Siti Hawa, barangkali tidak akan ada anak cucu Adam hingga generasi sekarang ini.
Tanpa Siti Khadijah , barangkali tidak ada yang beriman kepada Rasulullah ketika semua manusia ingkar, tidak ada yang membenarkan Rasulullah ketika semua manusia mendustakannya, tidaka ada yang membantu Rasulullah dengan hartanya ketika semua manusia menahannya, dan tidak ada pula keturunan dari Rasulullah.
Tanpa Aisyah , barangkali Rasulullah tidak dapat tertawa lepas untuk menghilangkan semua bebannya setelah menjalankan tugas beratnya, lalu menikmati kemanjaan Aisyah.
Tanpa kalian wanita-wanita muslimah.. barangkali para pejuang-pejuang kebenaran agama Allah itu haus akan dukungan, sokongan semangat, dari bidadari-bidadari pendampingnya di dunia ini. Barangkali mereka rindu sentuhan kelembutan, wadah keluh kesah menentramkan, setelah seharian berlelah-lelah di jalan Allah. Barangkali tidak akan ada lagi penerus, anak-anak shalih-shalihah yang memberi bobot kepada bumi dengan kalimat laa ilaaha illaLlah yang kelak akan lahir dari rahim kalian.
Ya Allah.. berikan kami kelapangan untuk menerima pembagian ini. Kami yakin Engkau adalah sebaik-baik Pencipta.

 Love you fiLlah,
Riana Yahya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar