Kamis, 02 Agustus 2018

All in One Skin Care; Nature Republic Soothing & Moisture Aloe Vera 92% Soothing Gel


Nature Republic Soothing & Moisture Aloe Vera 92% Soothing Gel, salah satu skin care asal Korea Selatan yang lagi hype banget beberapa waktu belakangan ini. Sebenernya saya udah lama kenal sama produk ini, dari pas jaman kuliah, sekitar 3-4 tahunan lalu (setdah ketauan deh tuanya w -__-“) . Tidak lain karena model iklannya adalah EXO! Wkwkwk. Bagi yang nggak tau, EXO tuh boy band Korea Selatan yang ngehitz gitu, ada satu personelnya yang lucu banget, suaranya bagus, actingnya juga, ia adalah Do Kyung Soo (D.O), lah kita kenapa jadi ngomongin boy band korea yaaa, fokus fokus!   

 

Oke, kita langsung aja ya review produknya. Nature Republic Soothing & Moisture Aloe Vera 92% Soothing Gel bertekstur gel bening, tapi ketika udah aplikasikan di kulit, dia langsung mencair dan menyerap dengan cepat, ringan dan nggak berasa lengket sama sekali!

 

Wangi aloe vera-nya seger, meskipun ada wangi alkoholnya juga, but it’s okay, nggak sampe dominan banget gitu wangi alkoholnya. Alkohol? Yes, produk ini emang mengandung alkohol (etanol). Bagi kalian yang kulitnya nggak bisa kena alkohol harus hati-hati ya, hentikan pemakaian kalo iritasi. Ingredients Nature Republic Soothing & Moisture Aloe Vera 92% Soothing Gel : Aloe vera leaf extract (92%), ethanol, glyceryl polyacrylate, dipropylene glycol, butyleneglycol, glycerin, propylene glycol, 1,2-hexanediol, polyglutamic acid, betaine , Sodium hyaluronate, Karen dulcis extract, spearmint extract, lemon balm extract, carbomer, phage-60 hydrogenated castor oil, triethanolamine, phenoxyethanol, purified water, disodium DTA.

 

Produk ini tersedia dalam dua kemasan, yang jar isi 300ml dan tube isi 250ml. Kalo saya sih lebih suka yang jar, karena isinya lebih banyak tapi harganya lebih murah, hehehe. Klaim produk ini memberikan efek soothing, skin-firming, moisturizing, dan menjaga kesehatan kulit. Produk ini juga membuat 8 cara penggunaan produk ini, here they are:

  • Moisturizing Sleeping Pack. Aplikasikan soothing gel secara tebal pada wajah, diamkan selama 30 menit lalu bilas hingga bersih. Anda juga bisa menambahkan facial oil untuk kelembapan ekstra.
  • Base Makeup. Campurkan primer dan soothing gel dengan rasio 2:1. Aplikasikan secara merata pada wajah untuk mendapatkan hasil makeup dengan kilau alami.
  • Light Aftershave Soothing Gel. Setelah shaving atau waxing, kulit kerap kali mengalami iritasi dan menjadi sensitif. Aplikasikan soothing gel untuk meredakan iritasi tersebut.
  • Hair Treatment. Anda bisa mengaplikasikan soothing gel pada rambut untuk menata rambut agar lebih rapi. Ambil sedikit produk, ratakan pada tangan, lalu aplikasikan pada anak rambut yang berantakan.
  • Eye Mask. Aplikasikan soothing gel pada selembar kapas, lalu letakan pada mata. Pastikan untuk meletakkan produk secukupnya agar tidak masuk ke mata.
  • Nail Essence. Aplikasikan soothing gel pada kuku untuk membuat kuku menjadi lebih sehat. Cara ini berguna juga untuk Anda yang gemar memakai cat kuku.
  • Body Care. Ambil produk secukupnya, lalu usapkan pada seluruh tubuh untuk mendapatkan kulit yang lembut.
  • Sunburn Mask Pack. Redakan kulit terbakar menggunakan soothing gel dengan cara mengaplikasikannya pada wajah dengan agak tebal dan diamkan selama 15 menit.

Kalo saya pribadi, pakai NR ini untuk sleeping mask, sebelum tidur diaplikasikan tebal di wajah, dan karena saya orangnya males, jadi ya dibawa tidur aja, besoknya baru dibilas pas mandi pagi, hehehe. Terus sering dipake juga buat jadi moisturizer kalo pagi, jadi habis cuci muka, pakai ini dulu, baru pake BB dan bedak.
Dan hasilnya?

Setelah 2 bulanan pakai Nature Republic Soothing & Moisture Aloe Vera 92% Soothing Gel, this product amazingly works well on my skin.

  • Wajah jadi lembab dan kenyal. Sesuai sama klaimnya skin-firming and moisturizing.
  • Wajah yang beruntusan (bisa akibat dari salah pakai produk skin care atau make-up) jadi normal kembali. Menenangkan atau merilekskan kulit yang lagi “rewel” sesuai dengan klaimnya as a sooting gel.
  • Wajah jadi cerah dan nggak kusam. Kulit wajah terlihat sehat, sesuai sama klalimnya menjaga kesehatan kulit.
  • Mengontrol minyak berlebih. Buat tipe kulit aku yang normal to oily skin, NR ini entah bagaimana bisa mengontrol minyak yang ada di wajah. Jadi keliatan lebih fresh aja gitu.
  • Menghilangkan komedo. Ini nggak ada sih di klaimnya, akupun terkejut sama hasilnya, hahaha. Nyadarnya pas facial bulanan. Biasanya pasti sampe nangis-nangis (keluar air mata) kalo pas lagi dibersihin komedonya, banyak dan bandel pula, susah ngeluarinnya. Tapiii, setelah pakai NR ini, kata mbak-mbaknya “Nggak ada kok teh komedonya, cuma dikit doang.” Wadaw! Padahal nggak pake skin care lain, cuma cuci muka sama NR doang. Lope lope deh aku padamuuu!  
  • Menyembuhkan jerawat. Ini juga nggak ada sih di klaimnya. Tapi beneran deh, biasanya aku emang jerawatan tiap bulan pas period, nggak banyak sih, paling satu dua gitu. Biasanya dari mulai muncul sampai kering itu bisa 4-5 hari, tapi sejak rutin pake NR prosesnya lebih cepet, bisa 2-3 hari, bahkan ada yang baru mau muncul terus nggak jadi gitu. Huhuhu.

 

Nggak ngerti lagi deh pokoknya sama produk ini. “DEWA” penyelamat banget sih buat aku. Semua problem di kulit bisa di-handle semua sama dia, jadi kayak All in One Skin Care gitu. Tapi ada beberapa temen yang kulitnya sensitif, nggak cocok sama produk ini, katanya malah beruntusan gitu. Jadi mungkin cocok-cocokan juga kali ya sama tipe kulit kamu. Tapi overall banyak banget yang bilang ini bagus.

 

Bagi yang mau coba atau re-purchase, aku jual dengan harga Rp 100,000. Kalo mau order bisa via DM ke @riana_yah atau WA ke 0857-8065-7793.       

 
 



   

Regards,

@riana_yah

  

Jumat, 27 Juli 2018

It’s Not A Joke, It’s Sexual Harassment!


Cr Pict: NYC Commission on Human Rights




Topik mengenai sexual harassment kembali hot jadi perbincangan, ba’da viralnya video Young Lex yang mengomentari foto Lisa Black Pink. Entah yaaa emang udah kebiasaan orang satu itu buat ngomong kotor atau emang bahan marketing aja, secara public image yang dibangunnya aja udah as a badboy. Bagi yang belum tau beritanya, saya jelasin dikit ya, jadi di videonya pas Young Lex unboxing album Square Up punya Black Pink, dia nyeletuk pas liat foto Lisa “bisa nih buat bac*l” alias bahan c*li yang bisa diartikan sebagai bahan untuk melakukan masturbasi. Emang sih di videonya juga dia sambil ketawa-tawa gitu, but it’s not funny at all, man! Karena itu udah termasuk verbal sexual harassment atau pelecehan seksual secara verbal.


“Menurut Komnas Perempuan, pelecehan seksual merujuk pada tindakan bernuansa seksual yang disampaikan melalui kontak fisik maupun non-fisik, yang menyasar pada bagian tubuh seksual atau seksualitas seseorang. Tindakan ini termasuk siulan, main mata, komentar atau ucapan bernuansa seksual, mempertunjukkan materi-materi pornografi dan keinginan seksual, colekan atau sentuhan di bagian tubuh, gerakan atau isyarat yang bersifat seksual, sehingga mengakibatkan rasa tidak nyaman, tersinggung, merasa direndahkan martabatnya, dan mungkin hingga menyebabkan masalah kesehatan dan keselamatan.” (dikutip dari laman hellosehat.com)


Sayangnya nih, cuma sedikit orang yang aware sama sexual harassment ini. Kebanyakan menganggap itu sebagai hal lumrah yang seakan sudah atau harus dimaklumi, “Yaa cowok emang gitu, wajar kali!” Huft! Ya kalo objeknya binatang atau benda mati sih silahkan aja, tapi kalo objeknya wanita, sosok yang harusnya lo lindungin dan hargain, oh come on! Nggak kepikir apa, coba kalo kakak atau adik perempuan lo yang dikayak gituin, gimana rasanya?


Kita bahas dari hal terkecil yang sering kita temuin deh; catcalling, godain cewek yang lewat. Udah jadi budaya kayaknya dari cuma nyapa dengan salam, sampe ngegoda yang bikin annoyed. Saya sendiri ya, walaupun sudah berpakaian rapih, kerudung menutup dada, masih belum terbebas dari sexual harassment semacam ini. Biasanya sih ya cuma salam aja, jadi paling saya diemin dengan wajah ketus. Lah kan jawab salam wajib hukumnya? Senyum juga sunnah. Not for everyone, girls! Jaga harga diri, lebih baik di cap sombong dari pada gampangan. Etapi ini buat stranger ya, jangan tetiba besok-besok kalo temen apalagi atasan lo nyapa terus dicuekin gituuu -____-“


Nah, cewek yang berpakaian rapih aja masih kena, berarti emang cowoknya aja kan yang berengsek? Hhmmm… bener juga sih, cowok yang kayak gitu emang berengsek. Da cowok yang baik mah nggak mungkin atuh ya ngegodain cewek kayak gitu. Tapi ya girls, kalo kita perhatiin lagi, cara berpakaian kita juga bakal memepengaruhi “niatan” mereka. Kalo nggak percaya coba aja tanyain temen kalian yang berpakaian tertutup sama yang berpakaian seksi, pasti yang seksi akan lebih sering mendapatkan sexual harassment dibanding dengan yang berpakaian tertutup.


Udah jadi perdebatan yang cukup lama soal salah-menyalahkan ini. Yang cowok nyalahin cewek karena pakaiannya. Yang cewek nyalahin cowok karena otaknya. Semua ambil bagian sih kalo menurut saya. As we know yaa, setiap cowok emang punya hasrat untuk tergoda sama cewek, itu emang dari sananya, udah fitrahnya. Setiap cewek juga punya hasrat untuk tampil cantik, buat sebagian cewek mungkin dengan tampil modis atau seksi. Tapi mbok ya bedanya kita sama BINATANG kan cuma satu ya, kita dianugerahkan akal pikiran untuk mem-filter hasrat di diri kita. Yang cowok mangga lah kalo mau godain, godain aja istri sahnya, jangan istri orang. Yang cewek mangga tampil seksi di depan suami sahnya, jangan di hadapan semua orang. Sama-sama saling “menahan diri” agar sexual harassment  itu nggak terjadi sama kita atau di lingkungan kita.


Sexual harassment yang sering lagi kita temui dan maklumi adalah obrolan atau candaan seksis. Ini parah sih, dan kamu dapat menemukannya dimana aja; media online, cetak, TV, bahkan di lingkungan terdekat. Dan itu dianggap WAJAR, candaannya di-KETAWA-in dianggap LUCU. Padahal nggak sama sekali, yang ada hanya MERENDAHKAN wanita yang seringnya dijadikan objek.


Saya sendiri, walaupun tidak pernah mendengar saya dijadikan objek seperti itu (mungkin kalo denger langsung saya semprot atau ludahin sekalian orangnya), tapi merasa sangat tidak nyaman kalau obrolan di tongkrongan temannya teman saya (karena inner-loop saya kebanyakan adalah orang-orang yang jauh dari obrolan seksis) mengarah ke hal-hal tersebut, even yang katanya cuma BERCANDA. Saya tidak pernah tertawa akan leluconnya, saya akan pasang muka ketus, dan pura-pura tidak mendengarkan dengan sibuk main hp. Setelah itu saya akan ngomong langsung biasanya ke teman saya, bahwa saya tidak nyaman dengan obrolan mereka. Dan di kemudian hari teman saya mencoba mengalihkan pembicaraan jika obrolan udah nyerempet ke arah seksisme.


“Candaan seksis kemudian terinternalisasi dalam komunitas masyarakat. Ia mewujud dalam laku menjadikan perempuan sebagai warga kelas dua, yang bisa banget diobyek-obyekkan tubuh maupun seksualitasnya untuk ditertawakan. Seksisme dianggap wajar, sehingga timbul sikap diskriminasi terhadap perempuan.” (dikutip dari laman voxpop.id)


Kayak gimana sih candaan seksis? Ambil contoh lah ya yang sering kita denger, “Ayamnya paha atau dada? Dada. Mau ukuran berapa? Cup A apa B?” Kan sakit ya nih orang.


Iya, separah itu sekarang budaya masyarakat kita, sampe-sampe cowok yang nggak ketawa kalo bahas candaan seksis, bakal disangka nggak normal. Cewek yang marah dengan candaan seksis dibilang nggak asik. Iya iya, udah separah itu lokalitas masyarakat kita sekarang, di luar tereak-tereak soal kesetaraan dan anti diskriminasi, padahal obrolan di tongkrongan masih nginjek-nginjek harga diri wanita. Duh!


“Pada akhirnya, hal seperti ini bermuara kembali pada ketimpangan gender yang diakibatkan oleh kuatnya konstruksi patriarki di dalam masyarakat. Perempuan diperlakukan sebagai objek dan diperlakukan sebagai manusia subordinat di bawah laki-laki.” (dilansir dari laman ksm.ui.ac.id)


Tips nih buat cewek-cewek, selugu-lugunya kamu, you have to know what hot topic in guys room atau sekedar tau istilah-istilah seksis mereka. Buat apa? Jaga-jaga jangan sampe kamu lagi jadi bahan candaan seksis mereka dan kamu nggak nyadar itu.  


In the end, as a woman, saya mengajak wanita lainnya buat nggak diem aja kalo ngalamin sexual harassment, even itu cuma catcalling atau candaan seksis. Kalian akan terus digituin kalo kalian nggak bersikap. Let’s action, bisa dari pasang muka ketus, ngomong baik-baik kalo kalian nggak nyaman digituin, atau maki-maki mereka di depan umum juga nggak papa, you’re in the right side, girls! So just speak up aja kalo emang nggak ketahan amarahnya, mereka juga kok nanti yang malu. Bahkan kalo udah sampe ke physically menyakiti kamu, laporin aja ke pihak yang berwajib, nggak usah malu. Jangan simpen masalahnya sendirian.


And as a human, mau berpesan untuk para lelaki, yang dilahirkan dari ibu seorang wanita, yang mungkin memiliki adik, kakak, atau saudara wanita, yang nantinya akan memiliki istri seorang wanita; perlakukan wanita dengan sebaik-baiknya. Karena bisa jadi hal itu terjadi pada salah satu wanita yang sangat kamu cintai, maka jaga mulai dari akal pikiran kalian sendiri, then to the next level, bisa mulai ingatkan teman-teman satu tongkrongan, agar nantinya bisa terwujud lingkungan aman dan nyaman yang bebas dari sexual harassment.  


 


Regards,


Riana.


Kamis, 12 Juli 2018

4 Kedai Kopi yang Wajib Kamu Kunjungi di Karawang

Are you one of the coffee lovers?  I’m absolutely yes! Berawal dari masa kuliah, sering ditemenin begadang ngerjain tugas sama Si Kopi ini, akhirnya terlanjur jatuh cinta deh sama rasanya. Yes, sekarang hampir tiada hari tanpa minum kopi. Berasa ada yang kurang aja gitu kalo belum mimun kopi. Biasanya sih either pagi atau sore hari di kantor. Kalo besoknya libur, baru berani minum di kedai kopi malem-malem, karena efeknya bisa bikin saya nggak tidur semaleman. Kalo besoknya libur kan bisa tidur pagi-siangnya, walaupun nantinya diomelin mamah, “anak perawan bangun siang-siang!” Emang kalo udah nggak perawan, boleh bangun siang-siang? *ehhh


Walaupun saya minum kopi karena suka pada cita rasanya, tapi nyatanya banyak juga manfaat dari Si Kopi ini, 4 diantaranya adalah (dilansir dari laman meetdoctor.com) :

  1. Meningkatkan Kecerdasan
    Kafein dari kopi akan diserap darah dan sampai ke otak, di mana kafein akan bekerja memblokir adenosine sehingga neurotransmitters bertambah. Alhasil, otak bisa bekerja maksimal.
  2. Membuat tubuh lebih bertenaga
    Kafein dapat meningkatkan epinephrine atau kadar adrenalin dalam darah yang membuat tubuh lebih bertenaga.
  3. Mencegah berbagai penyakit
    Meminum kopi menurunkan risiko berbagai penyakit seperti diabetes, alzheimer, sirosis, dan kanker.
  4. Kopi membuat bahagia
    Minum kopi dapat menurunkan resiko depresi, salah satunya juga karena aroma khasnya.

Tapi manfaat-manfaat tersebut hanya berlaku buat dosis tertentu yaa. Kalo kebanyakan ya nggak baik juga. Inget, segala sesuatu yang berlebihan itu nggak baik, gaes!
Okay, jump to the point. Saya akan memperkenalkan 4 kedai kopi di Karawang yang recommended menurut saya, inget loh ya, this is based on my taste. Mungkin aja kita punya selera yang berbeda, tapi ya nggak ada salahnya kan buat sharing, kali aja kita punya kesamaan rasaaa, huek!

 4. DAS Kopi
Dinamakan DAS Kopi karena lokasinya ada di Daerah Aliran Sungai (DAS). Signature kopi di sini adalah kopi Sanggabuana, kopi asli Karawang yang dipetik dari gunung Sanggabuana. Selain kopi, di sini juga menyediakan makanan pendamping ngopi yang khas Karawang, salah satu yang the bestnya adalah kue pancong. Bukan hanya tempat nongkrong, DAS kopi menjadi tempat bagi komunitas-komunitas di Karawang untuk mengadakan event yang berfaedah, diantaranya; bedah buku, kelas menulis, diskusi lingkungan, live music, hingga bazaar produk lokal karawang. Keren kan? Makanya mampir gih, lokasinya ada di belakang stadion Singaperbangsa Karawang.

From Instagram @daskopi_
*notes: karena tempat ini ada di pinggir sungai, jadi kalo kamu ke sana malam-malam siapin lotion anti nyamuk yak!


3. Kedai Kopi Boss

Yang menarik dari kedai kopi satu ini adalah baristanya yang masih berondong, ihiiiy. Tapi seriusan, do’i masih SMA gitu. Keren ya, kecil-kecil udah bisa usaha sendiri. Selain kopinya yang enak, di sini juga banyak menu lain. Beverages nya juga enak, green tea, thai tea, matcha float, dll. Ada juga makanan pendamping kayak roti bakar, sampai makanan berat kayak nasi goreng. Harganya murah-murah lagi! Worth it banget buat di coba. Lokasinya ada di depan Stasiun Karawang Kota.

From Instagram @kedaikopiboss
*notes: karena tempatnya ada di pinggir jalan, jadi siapin receh buat pengamen jalanan yang suka mampir yak!

2. Kolosal Coffee

Kolosal Coffe ini punya tempat yang cozy banget sih buat ngobrol berjam-jam. Biasanya banyak anak fotografi juga di sini, karena tempatnya emang instagramable bingitz. Tapi nggak cuma tempatnya yang enak, kopinya juga enak banget kok. Favorit saya di sini adalah Latte dan Vietnam drip-nya, kopinya masih nendang banget dan nggak terlalu manis. Lagu-lagu yang diputerin juga asik-asik. Di sini ada makanan pendamping ala western gitu, kayak waffle, nugget, sosis, dan french fries. Coffe shop ini buka dari jam 3 pm-1 am. Berlokasi di sekitaran Perum Peruri - Galuh Mas.

From Instagram @kolosalcoffee.shop
*notes:  dari ke-4 kedai yang saya rekomendasikan, ini kedai dengan harga termahal. Nggak mahal-mahal amat sih, masih kisaran 20-30 k, mahalan starbucks kan?

1. Habit Coffee

Here it is! My favorite coffee shop nowadays; Habit Coffee! Ada signature coffee-nya yang selalu bikin rindu; es kopi susu habit. Padahal eijk tipe yang lebih suka minum hot coffee, tapi dulu kepengen nyoba karena penasaran, soalnya ada tanda jempol di kertas menu-nya. Dalem hati, awas aja kalo nggak enak. Tapi sekali nyoba langsung jatuh cinta! Sekarang tiap kali ke sana nggak usah lagi liat-liat menu, langsung pesen es kopi susu habit! Uniknya, habit coffee ini bertempat di sebuah gudang yang udah dimodifikasi, sebagian dipakai untuk studio foto, sebagian lagi dipakai untuk kedai kopi. Tempatnya cukup nyaman dan nggak bising, enak buat ngobrol-ngobrol. Kopi enak, tempat enak, harganya juga enak, cuma di kisaran 15-25 ribuan. Highly recommended buat nyoba ngopi di kedai ini. Lokasinya di Johar, deketan sama RS Lira Medika.

From Instagram @habit.coffee
*notes: studio foto sampingnya itu hasilnya keren banget, kalo nggak percaya coba aja stalking-in ig-nya @unl.photo, tapi jangan salah fokus ya kalo kamu lagi ngopi dan ada yang lagi post wedding photoshoot mesra-mesraan gitu :P

Nah, itu dia ke-4 kedai kopi yang menurut saya wajib kalian coba di Karawang. Masing-masing punya keunikan dan kekurangannya. Tinggal kamu pilih, mau ngopi dimana? Terus, sama siapa? *kabuuur

 


Sincerely,

@riana_yah

Kamis, 21 Juni 2018

Pantang Mundur Menuju Puncak Guntur


Sebelum lebaran, ada beberapa opsi yang terlintas untuk mengisi libur lebaran tahun ini. Pertama snorkeling di salah satu pulau di kepulauan seribu, kedua ngecamp cantik di bukit Pamoyanan sekalian explore beberapa curug (air terjun) di sana, dan ketiga adalah mendaki Gunung Gede Pangrango. Dari ketiga opsi itu, kami memutuskan untuk memilih opsi ketiga, karena udah kangen muncak, terakhir itu pas ke Merbabu setahun lalu, di momen yang sama saat libur lebaran.

 

Beberapa hari jelang lebaran, dapet kabar kalo pendakian Gunung Gede Pangrango di tutup. Huft! Kemudian galau deh pengen berubah haluan ke mana. Masalahnya cuma libur sampe tanggal 19, kalo start dari rumah 16 malem dan 19 udah balik ke rumah lagi, berarti cuma punya waktu 2 hari buat nanjak. Gunung-gunung di Jawa Tengah kayak Sumbing, Sindoro, Slamet, udah harus dieliminasi karena perjalanan dari Karawang – Jawa Tengah bisa 16-20 jam kalo lagi masa liburan gini. Pilihannya tinggal gunung-gunung di Jawa Barat. Sempet kepikiran buat nyobain gunung tertinggi di Jawa Barat, Ciremai, tapi mikir lagi, mengukur diri lagi, dengan track yang panjang itu kayaknya nggak akan bisa saya capai dalam waktu 2 hari. Cikuray? Tempat campnya nggak terlalu luas katanya, khawatir sulit cari tempat camp yang enak pas musim liburan gini. Pilihannya tinggal Guntur dan Papandayan. Dari beberapa teman yang udah pernah mencoba kedua gunung ini, sarannya “Kalo mau wisata ke Papandayan, kalo mau merasakan pendakian yang sesungguhnya, coba ke Guntur”. Dan akhirnya, dengan berbagai pertimbangan; menghindari Papandayan di musim liburan yang bakal kayak pasar, kangen Sabana hijau-kuning di ketinggian, dan pengen liat langsung tumbuhan kayak ilalang warna ungu apalah itu namanya, saya memutuskan untuk mendaki ke Guntur.

 

Kita bertiga, saya, @mohparman, dan adiknya Linda (personel masih sama kayak pendakian Merbabu tahun lalu) start jam 11 malam dari km 57 tol Karawang, naik bus Primajasa jurusan Lebak Bulus – Garut, harga tiket biasa 50ribu, tapi karena lebaran naik jadi 65ribu. Harusnya sih kita berhenti di pom bensin Tanjung, tapi kita kebablasan sampai terminal Garut. Untungnya nggak kita doang yang kebablasan, banyak juga pendaki lain yang kita temui di terminal Garut, padahal itu masih jam setengah 4 dini hari. Setelah diskusi, kita dan 9 pendaki lainnya carter mobil carry menuju basecamp Guntur via Citiis dengan ongkos 40ribu/orang. Sebelum ke basecamp kita mampir dulu ke mini market untuk beli logistik seperti biasa, mie, roti, air, dan beberapa keperluan lainnya.

     

Sekitar jam setengah 5 kita sampai di basecamp Bu Tati. Sambil nunggu satu personel tambahan lagi, kita shalat subuh, bersih-bersih, dan istirahat dulu di basecamp. Kalo tahun kemarin di Merbabu ada Mas Iksan yang nyusul ke basecamp Suwanting, tahun ini ganti personel jadi Bang Gumay. Doi start dari Cikampek dan lewat jalur Purwakarta, jadi nggak se-bus sama kita. Sekitar jam 6 pagi Bang Gumay sampe basecamp. Sebelum mulai pendakian, kita sarapan dulu di basecamp. Ada nasi goreng dan nasi biasa dengan berbagai menu. Kita pesen nasi biasa dengan semua menu yang ada; telur bulet balado, kerecek kikil plus tahu, capcay, oreg tempe, dan kentang mustopa. Harus diakui bahwa masakan Bu Tati ini emang enak. Sebelum pulang juga kita pesen nasi gorengnya dan enak jugaaa. Masakan terenak di basecamp yang pernah saya kunjungi, hehe. Bukan cuma karena laper, tapi emang masaknya sungguh-sungguh, nggak asal-asalan, bumbu tiap masakannya berasa, nggak hambar kayak kisah cintamu *eeeh.

Titik start pendakian Gunung Guntur


Kita start pendakian jam 8 pagi, di basecamp Bu Tati ini salah seorang anggota kelompok harus isi formulir pendakian dan menitipkan KTP nya di sini. Menuju pos 1, tracknya tanah dengan sedikit kerikil, jalan menajak tapi masih landai, ini track yang paling “enak” diantara track lainnya di Gunung Guntur. Yang bikin hopeless cuma jalurnya yang agak panjang, jadi berasa nggak sampe-sampe. Kita aja baru sampe pos 1 sekitar jam 10an. Di pos 1 kita harus bayar simaksi dengan harga 15ribu/orang di hari libur. Oh iya, sebelum dan setelah pos 1 ada beberapa warung yang bikin para pendaki tergoda buat sekedar istirahat atau mengisi lagi amunisi untuk pendakian, yang dijual mulai dari nutrisari pake es, gorengan anget, mie, sampe semangka.

 
Track awal

Istirirahat di warung sebelum pos 1


Pos 1

Rintangan mulai naik level dari pos 1 sampai pos 3, Tracknya didominasi batuan besar dan tinggi. Kemiringan bisa sampai 70-80 derajat. Kalian harus merangkak kayak wall climbing. Nggak ada tali bantuan, jadi pegang apa aja yang bisa dipegang, batuan, akar, atau tangan temen kalian, jangan tangan mantan!

 

Satu kata yang sering saya denger di track ini adalah “RIPUH”. Ya gimana nggak ripuh ya, bayangin aja nanjak di medan kemiringan ekstrim dengan bawa beban carrier yang bisa sampe 20kg. Saya aja yang cuma bawa day pack isi baju doang udah ripuh. Nggak ngerti lagi gimana cara melangkahnya, hiks! Batuannya bisa setinggi lutut sampe pinggang kita. Nggak heran beberapa temen yang pernah ke sana komen, "nanti nanjaknya lutut bakal ketemu dada" and I feel it bro!

Track menuju pos 2

Kita baru sampai di pos 3 jam 1 siang, padahal durasi normal basecamp - pos 3 itu cuma 3 jam, tapi kita menghabiskan 5 jam, ngaret 2 jam karena faktor terlalu menikmati perjalanan dengan pemandangan indah, canda tawa, dan lagu-lagu nostalgia *alibi*

 

Sampai di pos 3 kita harus lapor ulang, tinggal tunjukin formulir yang didapet dari basecamp tadi, nggak usah bayar apa-apa lagi. Bagi kamu yang udah kehabisan air, jangan khawatir, di pos 3 ini ada sumber air melimpah dari curug. Kalian bisa ambil air dari sana buat minum dan masak, boleh dipake wudhu tapi nggak boleh dipake mandi, apalagi pake sabun atau pipis di sana. Tetep jaga lingkungan ya genk, jangan sampe airnya tercemar. Soalnya air itu biasanya langsung dikonsumsi sama para pendaki tanpa dimasak dulu. Airnya enak kok, seger dan dingin kayak air kulkas, lebih enak daripada air a*ua. Di sini juga ada mushola dengan kapasitas 3-4 orang. Juga ada yang jual merchandise khas gunung Guntur, dari mulai gantungan kunci, gelang, sampai kaos. Mau sewa perlengkapan camping juga ada, tenda, nesting, kompor, matras, dll.


Pos 3
 
Pos 3 ini dijadikan camping ground untuk para pendaki. Beberapa tahun lalu udah ada aturan nggak boleh camping di puncak karena sering ada badai petir, beberapa nyawa pendaki melayang karena terkena petir. So keep the rule, keep save guys! Kelebihan selain menghindari petir adalah, kita nggak perlu lagi bawa-bawa carrier sampe puncak, cukup bawa air dan perbekalan secukupnya aja, karena track dari pos 3 - puncaknya luar binasa!

 

Setelah lapor dan dapet spot enak buat ngecamp, kita langsung buka tenda supaya bisa istirahat. Oh iya, tips buat temen-temen sebaiknya kalo ke Guntur bawa flysheet karena kalo siang di sini cukup panas. Nggak ada pohon besar untuk berteduh, jadi lumayan gersang gitu. Meskipun pas kemarin kita ke sana udaranya cukup sejuk, tapi sinar mataharinya juga lumayan terik.

View dari Pos 3 - Camping Ground


Saat malam, dari pos 3 ini kita bisa liat view city light kota Garut. Bintang-bintangnya juga kemarin lagi bagus banget. Sayangnya kita nggak bawa kamera bagus buat mengabadikan momen itu lewat foto, jadi ia cukup mengabadi di dalam hati dan pikiran saja, ck! Suhu malamnya juga nggak se-ekstrim di gunung-gunung lain. Cukup dingin, tapi nggak menggigit. Kayak udara kota-kota sejuk di Jawa Barat macam Bandung, Kuningan, dan Garut lah.

 

Pendakian ke puncak di mulai besok paginya, 18 Juni 2018. Banyak yang udah mulai summit attack dari jam 3 pagi. Sementara kita? Jangan ditanya. Bebepara kali pendakian juga kita nggak pernah tuh yang namanya liat sunrise di puncak, pasti liatnya dari dalem tenda sambal masih berselimut sleeping bag, wk!

 

Selesai shalat subuh, mengumpulkan nyawa, dan ngeteh cantik, kita siap-siap untuk muncak. Sekitar jam setengah 7 pagi kita mulai jalan dengan hanya berbekal 2 botol air minum dan roti. Bang Gumay nggak ikut muncak karena harus jaga tenda, katanya sih di sini masih rawan gitu ada pencurian di tenda. Lagian Bang Bumay juga udah pernah muncak ke Guntur sebelumnya, jadi mendingan ngopi cantik di tenda katanya sambil ngobrol-ngobrol sama tetangga.

 

Track menuju puncak Guntur sering disebut The Little Semeru. Tracknya kerikil halus kayak pasir. Lu ngelangkah 1 meter, terus turun lagi 75 senti, bahkan kadang kayak jalan di tempat aja gitu, kzl! Kira-kira udah 1 jam jalan, kita di kasih tau gitu sama seorang bapak, “Mau naik? Lewat kiri aja, pohon-pohon pinus itu, jalannya lumayan lebih enak ada tanahnya, nggak full kerikil,” Akhirnya kita pun ngikutin saran dari Si Bapak itu, dan bener apa katanya.

Track menuju puncak


Tapi meskipun lebih enak dari track kerikil, track tanah ini juga nggak gampang sih. Kemiringannya yang ekstrem antara 60-70 derajat bikin dengkul mau copot. Tanahnya juga lumayan gembur dan licin, ditambah kerikil-kerikil halus. Nggak ada tempat pijakan kaki yang jelas juga, jadi kita harus pinter-pinter milih tempat pijakan sendiri. Harus bener-bener fokus dan konsentrasi, jangan sambil ngelamunin dia ya!

 

Karena kita jalannya santai banget, jadi banyak dibalap sama kelompok lain. Beberapa yang saya ingat, ada bapak-bapak dari Cina yang nyapa kita “Hello!”, abegeh dari Cikarang yang baik hati ngasih kita air, dan keluarga dari Mejalengka yang jadi penyelamat saya.

 

Jadi, sekitar ¾ jalan menuju puncak itu kemiringan makin terjal, sementara tenaga udah semakin habis. Saya udah berusaha sehati-hati mungkin, sepelan mungkin, tapi entah gimana tiba-tiba kepeleset dan jatuh merosot sampe kira-kira 3 meteran. Untungnya, Allah masih sayang, saya masih selamat. Pas jatuh saya nggak kepikiran apa-apa karena cepet banget, instingnya cewek ya kalo jatuh bukan nyelametin diri, tapi malah teriak sambil nutup mata, that’s exactly what I do, wkwkwk. Pas sadar balik lagi ke akal sehat, tangan saya udah ditarik sama Si Bapak Majalengka itu. Terus di bawah anak cowok pertamanya juga nahan saya.

 

Sambil istirahat kita ngobrol-ngobrol sama keluarga Majalengka itu. Mereka berempat naik ke puncak, Si Bapak, anak 1 (cowok, 15 tahunan), anak 2 (cewek 12 tahunan), dan anak 3 (cowok 10 tahunan), sedangkan Si Ibu nunggu di pos 3 sambil nyiapin makan siang. Dari ceritanya, keluarga bapak ini emang udah sering mendaki, apalagi Gunung Ciremai, hampir semua jalur udah pernah dicoba. Keren ya?!

 

Singkat cerita, setelah drama pendakian selama 4 setengah jam, kita sampai juga di puncak. Alon-alon asal klakon *bener ga sih? Sejak dari pertengahan perjalanan, sebenernya udah capek banget. Yakin nggak yakin sih bisa sampe puncak. Ya dijalanin aja, kalo masih kuat lanjut, kalo nggak kuat ya jangan dipaksain, tinggal pisah aja *eh, apasih?!

 

Salah satu motivasi untuk terus jalan menuju puncak adalah; sesekali liat ke belakang. Puncak udah keliatan dikit lagi (meskipun dekat di mata jauh di kaki, Cin!) sedangkan tempat kita mulai perjalanan udah hampir nggak terlihat. Kita udah jalan sejauh ini, masa usaha dan perjuangannya mau disia-siain gitu aja? #tsaaah.

 

Tapi tetep inget ya guys, puncak bukan segalanya. Nggak usah maksain sampai puncak kalo fisik kita udah nggak kuat. Kita bisa nilai diri kita sendiri lah ya, ada saat dimana kita cuma butuh istirahat sebentar buat nantinya lanjutin perjalanan lagi, tapi ada juga saat dimana kita harus bener-bener nyerah dan balik arah.
 

FYI, gunung Guntur ini punya 5 puncak. Kita mendaki ke puncak ke-2. Kalo mau ke puncak lainnya, tinggal jalan lagi aja, turun lembah terus naik lagi. Aye sih ogah, bye! Kita cukupkan saja di sini Orlando! *halaahhh. Dari puncak sini kita bisa liat view berapa gunung lain di sekitaran, kayak Cikuray dan Papandayan. Juga dapet view Sabana yang sedang menguning dan ilalang-ilalang, cantik!

 


View sabana dan puncak 3 Guntur



View gunung-gunung sekitar


Kita nggak lama-lama di puncak, setelah puas menikmati pemandangan dan foto-foto, kita turun lagi sekitar jam setengah 12. Pas turun, lewat jalur kerikil pasir gitu lebih enak, kita ngelangkah 25 senti, turunnya udah 1 meter. Asal pinter-pinter ngerem dan nahan keseimbangan berat badan kita aja. Banyak juga pendaki yang lari, tapi saya sih nggak rekomen, liatnya aja ngeri, takut kebablasan terus guling-guling sampe bawah.   

 

Tips selanjutnya kalo mau muncak ke gunung Guntur adalah pake sepatu gunung! Kemarin saya pake sepatu biasa dan akhirnya jebol dooongs. Pas naik udah curiga sih banyak sol-sol sepatu bertebaran gitu, pas turun baru paham. Jalur batu kerikil halus ini musuh biadab bagi para sol sepatu, terutama pas tracking turun. Karena tumit menahan sebagian besar dari berat badan kita di medan kerikil panas, jadi ya gini deh hasilnyaaa…

Korban Guntur :')


Ujian waktu turun sih lebih ke nahan panas pas tengah hari, dan nahan sakitnya kaki kena batu-batu yang masuk ke sepatu. Belum lagi kepeleset udah nggak kehitung berapa kali, kayaknya lebih dari 5 kali deh. Udah lemes banget, nggak ada lagi energi buat nahan, jadi kalo jatuh pun udah pasrah deh, siap-siap aja bumper kebentur batu dan hati-hati celana sobek! Tapi Alhamdulillah lumayan cepet, jam 1 siang kita udah sampe tenda lagi di pos 3. Dan langsung minum air sepuas-puasnyaaa, dan nyalahin kompor buat masak ramen!

 

Jadi ceritanya persediaan air yang 2 botol itu cuma bertahan sebentar. Baru seperempat jalan aja kita udah ngehabisin 1 botol. Sampe puncak air cuma sisa ¼ botol lagi. Bener-bener ngehemat air, minum sesedikit mungkin padahal kerongkongan lagi kering-keringnya, karena cuacanya yang puanas di atas tengah hari itu. Udah gitu, perut juga kelaperan, efek nggak sarapan dulu sebelum pendakian, cuma makan jelly dan minum teh manis sedikit. Bawa roti sih buat ganjel perut, tapi percuma kalo nggak ada air buat minumnya, bisa-bisa nyangkut cuma sampe kerongkongan.   

 

Next tips, kalo sempet sarapan, mending sarapan dulu aja sebelum summit. Kalo kamu type kayak saya yang nggak pernah sarapan, mending bawa bekal yang cukup buat makan di tengah perjalanan muncak. Yang paling penting adalah bawa air yang cukup, minimal 1 liter/orang. Mending bawa lebih dari pada kekurangan. Ingat, bawa air sebelum kehausan!

 

Setelah perut kenyang dan cukup istirahat, kita siap-siap packing untuk pulang. Habis shalat ashar kita mulai turun. Seperti biasa sih penyakit lama saya kambuh, payah banget gitu kalo turun. Beberapa kali juga mau kepeleset, karena udah nggak ada lagi tenaga. Di track datar aja saya mau jatuh, wk! *eneng butuh pegangan, bang!

Menikmati senja selagi tracking turun


Yang bikin semangat pas turun adalah keberadaan warung-warung di deket pos 1. Tiap mau berhenti disemangatin lagi, “Ayo itu warungnya udah deket, di sana ada gorengan sama teh manis anget!” Lalu satu jam kemudian… warungnya masih nggak muncul-muncul juga. Kamvreeet!

 

Kita sampe di warung pas hari udah mulai gelap, di waktu maghrib. Ada mushola dan toilet juga di deket warungnya. Begitu sampe langsung pesen teh manis anget dan bala-bala yang baru banget diangkat dari penggorengan. Sumvah itu jadi bala-bala terenak yang pernah saya makan, ampe abis 3, bodo amat sama kolestrol!

 

Tapi finally sekitar jam 8 malem kita sampe juga di basecamp Bu Tati (lagi), setelah perjalanan selama 4 jam. Yang cowok langsung pada pesen nasi goreng, sementara saya udah nggak nafsu makan. Setelah mandi dan shalat isya, saya langsung masuk sleeping bag. Alhamdulillah kita diizinin buat tidur di dalem ruangan posyandu yang waktu itu lagi nggak dipake. Lumayan lah ya indoor, daripada harus tidur di saung outdoor. Dinginnya sih nggak masalah, tapi banyak pendaki yang lalu-lalang, ada yang baru datang tengah malem, ada juga yang baru mau berangkat dini hari, kebayang kan ya berisiknya.

 

Malam itu tidur pules les les, besoknya pas bangun baru kerasa kaki dari tumit sampe pangkal paha sakit semua. Efek nanjak tanpa persiapan olah raga yang cukup nih, jangan ditiru ya temans! Jam 8an, setelah sarapan dan packing, kita menuju terminal Garut dengan menumpang mobil bak terbuka dari basecamp Bu Tati, sekalian tetehnya mau ke pasar katanya. Kita cuma bayar 25ribu/orang, biasanya 40-50ribu. Dari terminal naik bus primajasa lagi, jurusan Bekasi (turun di km 57 tol karawang, karena bus AC nggak ada yang langsung ke terminal Karawang). Busnya lebih mahal, karena kita dapet yang kelas bisnis, harga liburan 73ribu/orang.

 

Karena berbarengan dengan arus balik, jalanan macet. Garut-Karawang yang biasa ditempuh 4 jam, kemarin ngaret sampe 5 setengah jam. Baru sampe Karawang sore dan mendarat mulus di kasur menjelang maghrib. Dan seperti biasa, disambut dengan omelan mamah tiap pulang turun gunung, liat muka gosong, jalan nggak karuan, dan oleh-oleh cucian kotor, hahaha. Tapi nanti juga kalo izin mau naik (lagi) tetep diizinin (lagi), mamah emang terbaiq!

 

 

Regards,

@riana_yah

Selasa, 05 Juni 2018

Restaurant untuk Korean Lovers di Karawang!

Hai haiii… gimana puasanya? Udah masuk hari ke-20 ramadhan ya nggak kerasa. Siang-siang lagi puasa gini enaknya bahas apaan ya? Di saat perut lagi lavaaar, yes, cari menu buat buka puasa gimana? 

I think this will be my first food review in this blog. Sebelumnya paling review buku, tempat, pernah juga film. Kepikiran juga buat review tempat ngopi, nanti deh di next post yaaa, I will post 5 recommended coffee shop in Karawang, hehehe. 

Makanan yang akan saya bahas kali ini adalah makanan Korea. Jadi di Karawang nih, baru dibuka salah satu tempat makan Korea, namanya “Mujigae”. Sebenernya Mujigae ini udah ada dimana-mana, di berbagai kota kayak Jakarta, Bandung, bahkan di Cikarang udah ada. Nah, semingguan kemarin mereka baru buka cabang barunya di Karawang, tepatnya di 2nd floor Mall Karawang Central Plaza (KCP).

As Korean lover, hahaha, pas pertama tau mujigae ada di Karawang w udah napsu banget mau nyoba. Pas di hari kedua atau ketiga setelah opening, sempet ke sana sama temen sekitar jam 18.30an. Dan ternyata kita ada di waiting list nomer 70 sekian, wkwkwk. Bisa kurus deh w kalo nunggu 70 sekian orang itu makan dulu. Akhirnya kita balik kanan dan memutuskan untuk makan di McD plus ronde kedua di Amori Sushi and Ramen. #kuruscumacitacita Hiks!

Nah, weekend kemarin nih, masih penasaran dan nyoba lagi ke sana sekitar jam 16.30 untuk reservasi. Ternyata kita udah ada di urutan 20 sekian hampir 30. But worth to try lah yaaa. Akhirnya kita reservasi dulu, nanti katanya kalo udah deket giliran kita, bakal di sms sama si oppa-nya, cieeee! *keplak pala sendiri

Tadinya kita udah mau menyerah lagi, karena udah jam 18.00 dan belum juga ada sms. Tapi semua tempat makan di KCP antriannya panjang gileee. Mau makan di luar sama aja, jalan juga macet gileee. Akhirnya kita beli minuman dan makanan kecil di mart dulu, setelah itu shalat maghrib di mushala mall itu.

Fortunately, setelah kita beres shalat udah ada sms notifikasi dari Mujigae bahwa sebentar lagi giliran kita. Kalo dalam 10 menit belum ada di sana, antrian bakal di kasih ke orang lain. Whaaa, w langsung buruburu cusss ke sana. Tak kan kubiarkan perjuanganku selama ini sia-sia. #Halah

Di Mujigae Karawang ini spacenya lumayan besar sih. Kayanya cukup buat nampung 50-an orang lebih. Ada satu layar LCD super besar buat muterin music video (MV) k-pops. Kalian juga bisa request mau diputerin MV apa lewat tab yang ada di meja kalian. Selain buat request MV, tab itu juga berfungsi buat order makanan, liat-liat menu, cek bill, dan foto-foto!

Ada lagi 2 layar LCD ukuran sedang, yang di ruang saya lagi on air drama Hwayuki yang pemainnya Lee Seung Gi oppa itu loh. W juga ga nonton sih dramanya, soalnya lebih tertarik ke drama yang kedokteran atau detektif-detektifan gitu. Sedangkan, di ruang sebelah lagi on air variety show Journey to The West, castnya ada Kyuhyun SJ, Minho Winner, Ahn Jae Hyun, dll. Untungnya dapet posisi duduk yang PW jadi bisa liat semua 3 layar LCD itu, walaupun ga focus sih kalo makanan udah ada di depan mata.

Let’s jump to the food. Karena pas lagi bulan puasa, mereka ngeluarin paket khusus Ramadhan gitu. Menu yang tadinya hampir 80an jadi cuma 50an ribu gitu. Kita pesen paket beef ramyun (udah ada oden, kimchi, sama matcha) sama paket spicy bulgogi beef (udah ada nasi, spicy fried chicken, japchae, kimchi, sama matcha).




Beef Ramyun (cr: mujigae.com)


Mari kita pereteli menunya satu-persatu. Dari mulai Ramyun-nya. As you see, ramyunnnya nggak cuma berisi ramyun atau mie doang, tapi juga ada beef, telur, tauge, wortel, dll. Rasanya sih B aja, 7/10 lah.





Oden (cr: mujigae fb)







Odennya lumayan enak. Oden itu semacam adonan ikan plus tepung, bisa disajikan dengan berbagai versi sih. Kalo di korea biasanya ditusuk memanjang kayak sate gitu, terus direbus pake sop kaldu. Atau bisa juga dicampur sama teokboeki ke saus gitu. Tapi kalo di Mujigae, oden ini siajikan kering, ditengahnya aja crab stick. Kalo dinilai 8/10 buat odennya.

Kimchi. Pasti pada tau dong ya side dish yang selalu ada kalo orang korea makan ini. Kimchi terbuat dari sawi putih yang dibumbui terus didiamkan selama beberapa lama untuk difermentasi. Rasanya asem-asem kayak asinan gitu. But, I don’t like it. 5/10 mungkin kalo untuk lidah Indonesia kayak saya.


 
Matcha milk tea + Asuka bean (cr: mujigae fb)




Untuk minumannya nggak ada complain, enak. Ga terlalu manis, ga terlalu pait, semuanya pas. Tanpa asuka bean juga matcha milk tea nya udah enak banget kok. Asuka bean itu teksturnya macem ketan item genk, rasanya juga ga jauh beda deh, jadi lumayan mengenyangkan. Ini tak kasih 9/10 deh.




Atas – kimchi, nasi
Tengah – spicy bulgogi beef, spicy fried chicken
Bawah – japchae (cr: mujigae.com)




Oke, jump in ke menu selanjutnya ya. Nasinya enak, teksturnya pas dan pulen, 10/10 deh hahaha. Penting banget ya nasi dikomenin. Tapi seriusan, nasi tuh bisa menentukan mood makan buat orang Indonesia.

Spicy bulgogi beef sama spicy fried chicken nya juga so-so. Ga kerasa pedes, namanya doang spicy, wkwkwk. Yang suka makanan pedes sih kayanya bakal kecewa. 7/10 from me.  

The last manu, japchae. Japchae ini macem bihun tapi lebih gemuk. Heh, ga boleh bilang gemuk! Agak berisi. Oke. Terus dicampur sama berbagai sayuran gitu. Finishnya oily, manis, dan gurih, masih tak kasih 7/10 deh.



 
(Belajar pake sumpit)



Jadi kesimpulannya....
Recommended ga sih makan di mujigae Karawang?

Tergantung, buat kalian yang Korean lovers, saya sih nyaranin buat at least lo harus nyobain buat makan di sini sekaliiii aja, buat sekedar membunuh rasa penasaran lo. Setidaknya kalian bisa menemukan sebuah oase ambience korea di tengah kota Karawang. 

Makanannya enak-enak ga sih?

In my opinion, overall dari makanan yang saya cobain kemarin sih biasa aja (sorry to say). Tapi mungkin ada menu lain yang lebih enak. Atau mungkin selera lidah situ sama lidah saya beda. Bisa aja kan?

Harganya gimana?

Harganya normal kok, nggak terlalu mahal. Untuk makanan di mall, emang rata-rata sekali makan dikisaran harga 50-70 K kan ya? 

Pelayanannya gimana?

Pelayanannya baik, dan semua karyawan gercep. Makanan juga disajikan ga terlalu lama setelah kita pesan. Ada pelayan yang didandanin pake handbook (pakaian tradisional Korea) juga, wkwkwk. Tapi nggak ada yang mirip Kim Woo Bin masa :(

Tuh kan mulai ngaco. Udah ah!

 


Regards,

@riana_yah