Selasa, 21 November 2017

Alfamart mengadakan Pelatihan bagi Pedagang Kecil di Karawang


Senin kemarin, 20 Nov 2017, beberapa teman blogger dari Karawang diundang untuk meliput sebuah pelatihan bagi para pedagang kecil - UMKM di Karawang yang diadakan oleh PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. Acara yang bertempat di kantor cabang Alfamart Karawang tersebut bertemakan “Pelatihan Manajemen Ritel bagi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)“.

Mungkin banyak dari kita yang sering mendengar opini bahwa retail modern yang sedang menjamur kini “mematikan” pedagang retail tradisional, apalagi yang hanya berskala kecil. Nah, pelatihan manajemen retail ini merupakan salah satu corporate social responsibility (CSR) yang dijalankan alfamart sebagai bentuk dorongan pada usaha ritel tradisional. Tujuannya, agar para peserta yakni para pedagang kecil mampu mengetahui cara mengelola warung yang baik dengan pendekatan retail modern.  

Melalui program Outlet Binaan Alfamart (OBA), Alfamart membantu para pedagang kecil memenuhi pasokan barang dagangan mereka. Para peserta pelatihan yang merupakan pemilik OBA mengungkapkan bahwa program ini cukup membantu mereka, karena mereka tidak perlu lagi meninggalkan warung untuk pergi ke agen atau pasar, selain menghemat tenaga, para pedagang juga dapat menghemat biaya transportasi. Kini mereka cukup memesan barang dengan menelpon atau sms MRO (Member Relation Officer) Alfamart, atau bisa juga melalui palikasi android yang bernama Alfa Micro.

Selain memasok barang dagangan, Alfamart juga mendorong para pedagang dengan melakukan pelatihan rutin sehingga para pedagang mengetahui manajemen pengelolaan warung mereka, seperti manajemen keuangan (cash flow), penataan barang, pengaturan stok barang, tips mengamati tren pasar terkait produk yang sedang diminati, hingga pelayanan yang ramah kepada pembeli.  

Menurut Pak Akmal Maulana, penyampai materi pada pelatihan kali itu, yang merupakan Member Relations Coordinator untuk wilayah Subang dan Purwakarta, para pedagang harus mengetahui manajemen keuangan (cash flow)warung mereka, agar usaha mereka dapat terus berkembang dan tidak sampai merugi. Kebanyakan warung tradisional di Indonesia sulit untuk berkembang karena tidak adanya pencatatan dan pemisahan antara barang modal usaha dan barang yang dikonsumsi sendiri. “Belum lagi kalau saudara atau keluarga yang ngambil barang, pasti tidak bayar, mending kalau sekali, kalau setiap hari, bagaimana?” tanya Pak Akmal, yang dijawab hanya dengan gelak tawa para peserta di ruangan.

Pak Akmal Maulana sedang menyampaikan materi kepada peserta pelatihan

Penataan (display) barang juga sama pentingnya. Pedagang harus menata barang dagangannya dengan prinsip penanggalan kadaluwarsa produk, atau yang dikenal dengan first in first out (FIFO). Hal ini dilakukan untuk menghindari barang yang sudah lama masuk tapi tidak kunjung terjual (karena tidak di display) hingga akhirnya kadaluwarsa dan menyebabkan kerugian bagi pedagang. Stok barang juga perlu diperhatikan para pedagang. Jangan sampai ketika pembeli ingin membeli suatu barang, tapi barang itu tidak tersedia, sehingga menimbulkan lost sales atau kehilangan potensi penjualan.

Acara yang dimulai dari jam 10.00-12.00 diikuti sekitar 30 pedagang UMKM, ada yang baru pertama kali mengikuti pelatihan, ada juga yang sudah lebih dari tiga kali. Bagi kami para blogger, tentu saja ini adalah yang pertama kalinya. Tapi justru itu, malah kami yang antusias bertanya dan banyak ingin tahu. Habisnya, baru tahu juga kalau Alfamart punya program macam begini. Pun, berangkali salah satu dari kita nanti berminat untuk membuka warung atau toko kecil-kecilan. Secara, usaha warung atau toko memang banyak jadi pilihan, karena modalnya yang relatif kecil, pengelolaannya yang tidak terlalu ribet, dan untungnya juga lumayan. So, berminat untuk berwiraswasta dan jadi Outlet Binaan Alfamart? B-)

Foto bersama para pemilik Outlet Binaan Alfamart


Foto bersama para blogger Karawang

Sincerely,
@riana_yah