Selasa, 11 Februari 2014

Dosen Kece B-)

Saya bertatapan tak percaya dengan teman disamping saya, Rina. Tanpa kata kita sudah paham betul maksud satu sama lain. “Mirip doang, mirip!” mulut saya melafalkannya tanpa mengeluarkan suara. Beberapa menit saya masih bertahan dengan kepercayaan diri saya, bahwa itu tidak mungkin orang yang kami –dan banyak orang– kenal. Tidak mungkin beliau yang ada di depan mata saya sekarang.
Sampai… beliau memperkenalkan namanya; Ridwansyah Yusuf Achmad. Dan… kami yang duduk tepat di depan beliau –meski sekuat apapun berusaha­ tetap– tak mampu menahan ekspresi, yang entah bagaimana itu terlihat, campuran dari berbagai rasa: masih nggak percaya, okay ini nggak mungkin terjadi, mimpi nggak sih? Gila! Ini beneran Kang Yusuf yang ada di depan gue? Gimana bisa? Harus gimana nih? Okay biasa aja! Mana bisaaa?!

Otak saya mulai menyatukan keping-keping puzzle clue mengenai dosen baru yang beberapa waktu lalu saya dapatkan:
  • ·         Nama dosen yang tertulis di absen; Ridwansyah. Manalah saya ngonnect ke Kang Yusuf. Padahal ini nama depannya. Jadi inget mas Abdullah di KCB, Anna Althafunnisa juga nggak ngonnect kalo beliau adalah Abdullah Khoirul Azzam #eeaaa xD
  • ·         Dosennya masih muda. Hellooo~ Di Indonesia banyak dosen muda.
  • ·          Beliau mantan presiden KM ITB. Ini padahal udah menjurus banget, tapi kan semenjak didirikannya, udah berapa orang mantan presiden KM ITB? Banyak.

Butuh waktu lama bagi saya untuk menguasai diri. Masih sibuk berantem sama pikiran sendiri kalo ini emang kenyataan. Padahal bukan waktunya lagi untuk itu, sekarang saya harus nyimak perkuliahan beliau: Aspek Sosial dan Pengembangan Komunitas. Tapi, aaaak… seringnya saya masih gagal fokus -___-

Ini terlalu mengejutkan. Benar-benar mengejutkan. Coba sebelumnya saya tahu bahwa beliau yang akan jadi dosen saya di mata kuliah ini, mungkin nggak akan secengo ini jatohnya. Mungkin saya akan terlihat  lebih excited dari temen-temen lainnya yang belum pernah kenal beliau. Tapi nggak akan sememalukan ini jatohnya. Bener deh! Ekspresi saya terlalu terbaca jelas. Saya tahu itu. How fool I am >,<

Tapi rasanya bener-bener kayak mimpi. Baru tadi pas mau beli makan siang, saya sama Rina ngomongin beliau yang minggu lalu jadi moderator acara diskusi para walikota muda; Bandung, Bogor dan Depok. Ngomongin beliau yang baru beberapa bulan ini ada di Indonesia ba’da menyelesaikan studi S2nya di Belanda. Dan tiba-tiba ‘seleb’ yang baru kita omongin tadi sekarang lagi duduk di depan kita, jaraknya nggak lebih dari 2 meter, selama 2 sks! Etapi masih kurang sih, kenapa nggak 4 sks aja gitu, hehe. Dikasih hati minta jantung.

Beberapa teman aktivis yang mengenal beliau juga cukup ‘histeris’ begitu mendapat kabar dari saya bahwa Kang Yusuf ngajar anak PWK di ITSB. Lalu saya komentar, “Jiaah, ente yang cuma denger kabarnya aja histeris gini, apalagi ane yang tiba-tiba tuh orang ada di depan mata!”

Bagi pengagum-pengagum sosok Kang Yusuf ini, bertemu apalagi bisa berbincang dan bertukar pikiran dengan beliau mungkin adalah sebuah anugerah dan kesempatan emas. Dan saya, sangat bersyukur bahwa satu semester ke depan saya mendapatkan itu. Dengan berbagai prestasi menawannya: Lulus S1 Planologi ITB dengan IPK bagus, Lulus S2 di Universitas Erasmus Belanda, Mantan Presiden KM ITB, Mantan Ketua GAMMAIS ITB, Mantan Sekjend PPI Belanda, penulis buku, menjadi pembicara di berbagai seminar, menikah muda dan bulan madu di Turki… *eh, out of the track* saya merasa sangat beruntung sekali bisa menjadi mahasiswa beliau. Alhamdulillah~

“Maka nikmat Tuhanmu yang mana lagi yang ingin kau dustakan?”

Sincerely,
Riana 
Senin, 10-02-2014

Even now, I still can’t believe this happen to me :))

Tidak ada komentar:

Posting Komentar