Minggu, 14 Oktober 2012

Why I Support #IndonesiaTanpaJIL ??


Gegara hastag yang rame di twitter, akhirnya saya kepo juga apa sih itu #IndonesiaTanpaJIL? Following hampir semua ngomongin JIL, kayaknya gak ngerasa ghaol geto kalo saya gak ngerti apa yang mereka lagi omongin. Mhuehehe.. Then, meluncurlah saya ke TL temen-temen yang nge-tweet dan nge-retweet tentang JIL. Scroll, scroll, scroll teruuuss sampe jempol pegel.
 
Apa yang saya dapatkan? *selain jempol pegel tentunya* Faktanya, masih banyak orang yang dianggap pinter tapi pemikirannya abstrak dan keblinger kayak orang-orang JIL itu. Saya kasih contoh deh nih beberapa pikiran ganJIL mereka yang bertentangan dengan al-Qur’an dan al-Hadist..

Ulil Abshar Abdalla (co-founder of Liberal Islam Network)


Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah sembah matahari maupun bulan, tapi sembahlah Allah Yang menciptakannya, Jika Ialah yang kamu hendak sembah.” (Q.S. Fushshilat : 37)

Hai orang-orang yang telah diberi Al Kitab, berimanlah kamu kepada apa yang telah Kami turunkan (Al Quran) yang membenarkan Kitab yang ada pada kamu sebelum Kami mengubah muka (mu), lalu Kami putarkan ke belakang atau Kami kutuki mereka sebagaimana Kami telah mengutuki orang-orang (yang berbuat maksiat) pada hari Sabtu. Dan ketetapan Allah pasti berlaku.” (Q.S. An Nisaa': 47)

Tuh kan, mau percaya mana, Al-Qura’an yang berisi perkataan Allah Swt. apa tweet om Ulil? Seenaknya aja dia memperbolehkan orang menyembah selain Allah dan maksiat. Kalo mau masuk neraka, mbok ya sendiri aja coba, gak usah ajak-ajak yang lain, Om. Takut kesepian ya di sana? :))


“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Q.S Al Ahzab: 40)

Mau ditinjau ulang seperti apa lagi sih, Om? Kalau dalam al-Qur’an sudah dikatakan seperti itu, berarti sudah final. Tidak aka nada Nabi dan Rasul lagi setelah Muhammad Saw. Sami’na wa atho’na, nggak bisa ya, Om? Komplen terus kerjanya :|


Saidiman Ahmad (Member of Liberal Islam Network)


Bapak mana yang rela anaknya jadi gay? Yaa inilah dia. Padahal dalam al-Qur’an telah dikisahkan betapa murka Allah kepada kaum Nabi Luth yang gay,

“Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu?" Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas.” (Q.S. Al A'raaf: 80-81)

Hingga ditimpakan kepada #mereka azab berupa hujan batu,

“Dan Kami turunkan kepada mereka hujan (batu); maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berdosa itu.” (Q.S. Al A'raaf: 84)

Tapi Mas Saidiboy malah membiarkan anaknya jika ingin menjadi gay atau lesbi. Pfttt.. Gak sayang anak apa, Mas? 

Adalagi, Om Ulil juga malah nggak percaya sama kisah kaum Luth dalam al-Qur’an yang diazab karena penyimpangan menjadi gay. Dan terkesan menantang tuhannya untuk mengazab kaum lesbian.


Syukronamin
(Member of Liberal Islam Network)


Kayaknya nggak perlu jauh-jauh belajar agama sampe ke luar negeri deh buat tau kalo ciuman sama non mahram itu zina dan merupakan dosa, guru ngaji belakang rumah saya juga tau, Mas.

Ditusuknya kepala seseorang dengan pasak dari besi, sungguh lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang bukan mahramnya.” (HR. Thobroni dalam Mu’jam Al Kabir 20: 211. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadist ini shahih)

Nah, kalo saentuhan sama non mahram aja ganjarannya semenakutkan itu, apalagi sampe ciuman?

Guntur Romli (Member of Liberal Islam Network)


“…Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu…..” (Q.S. Al Maa'idah: 3)

Islam itu agama yang syamil dam mutakamil, sempurna dan menyeluruh. Gimana bisa disebut agama oplosan? Aneh juga bagi saya, ngaku beragama Islam tapi kerjanya mencela agama sendiri. Rasionalnya, jangankan dibilang agama kita oplosan, ada yang bilang bapak kita oplosan aja pasti kita udah emosi, kan?


 Assyaukanie (Member of Liberal Islam Network)


Om kanie ini beranggapan kalo kita shalat, ngaji, dengerin ustadz ceramah, baca dan hafalan al-Qur’an nggak usah pake otak. Wuuuuihh.. hebat banget, Om, kalo ada orang yang bisa kayak gitu. Sedangkan, untuk bayar makan somay dan cendol aja kita harus mikir pake otak, harus ngeluarin duit berapa yaa?


Nong Darol Mahmada (co-founder of liberal islam network)


Mbak yang satu ini tuh kekeuh sumekeuh banget kalo jilbab itu cuma budaya arab dan bukan bagian dari syari’at Islam. Jilbab hanya boleh dipake untuk pengajian, selain untuk itu orang yang peke jilbab dianggap bego. Ppffftt.. Pernah baca ayat ini nggak sih, mbak?

Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya,…” (Q.S. An Nuur: 31)

“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S. Al Ahzab: 59)

See?? Abstrak dan keblinger banget kan fikiran orang-orang JIL ini? Bahkan kalo kalian masuk ke web milik JIL www.islib.com , kening kalian pasti akan semakin berkerut lagi. Di page awalnya aja udah disambut dengan kalimat, “Dengan nama Allah. Tuhan Pengasih. Tuhan Penyayang. Tuhan segala agama.”

That’s why, I support #IndonesiaTanpaJIL!!

Saya nggak rela agama saya diobok-obok dan diacak-acak seenak jidat #mereka. Saya nggak rela generasi mendatang, anak-anak saya kelak terjangkit virus JIL. Saya nggak rela al-Qur’an dan al-Hadist dipandang sebelah mata, sedangkan akal #mereka yang sangat terbatas menjadi acuan.

That’s why, I support #IndonesiaTanpaJIL!!


Sincerely,
@riana_yah

2 komentar: