Mungkin bagi sebagian
wanita.. akan tersirat dalam hatinya bahwa islam cenderung berpihak pada kaum
laki-laki dibandingkan kaum wanita. Tapi sungguh, Allah telah memuliakan wanita
dengan pemuliaan yang pas, seimbang, tengah-tengah, adil, dan manis..
Bukan dari tulang ubun ia dicipta
Sebab bahaya membiarkannya dalam sanjung dan puja
Tak juga dari tulang kaki
Karena nista menjadikannya diinjak dan diperbudak
Tapi dari rusuk kiri
Dekat ke hati untuk dicintai
Dekat ke tangan untuk dilindungi
(kutipan dari buku Agar Bidadari Cemburu Padamu)
Memang Allah
melebihkan akal dan kekuatan bagi laki-laki secara kuantitas (bukan kualitas
lhoo ;)). Mengapa demikian? Karena memang tugasnya membutuhkan lebih banyak
akal dan kekuatan dibanding wanita. Ia harus kuat karena harus menjaga istri
dan anak-anaknya nanti. Ia harus berulang kali menggunakan akalnya sebelum
bertindak, karena sekali ia bertindak, dampaknya akan luas dan berpengaruh.
Tapi toh Allah juga
melebihkan banyak kelebihan bagi para kaum wanita.. kelembutan, sifat
penyayang, dan perasaan yang lebih dominan. Sudah fitrahnya begitu, karena
nanti ketika sang suami dan anaknya sedang terluka, ia yang akan tampil untuk memberikan
pelukan dan ciuman hangat menyembuhkan, ia yang akan menangis haru memberikan
apresiasi terbesar ketika sang suami dan anaknya mendapat penghargaan.
Kekurangan akal pada
wanita bukanlah aib, cacat, ataupun cela. Begitu juga laki-laki memiliki kekurangan
kepekaan dan kehalusan perasaan. Itu semua bukan aib. Semuanya adalah karunia
Allah yang pas, tepat, dan adil.
Kekurangan dan
kelebihan itu nanti akan bersatu.. menciptakan kehidupan yang Insya Allah
sakinah mawaddah dan warahmah dalam keluarga yang dibina dan dibangun atas
kecintaan terhadap Yang Maha Mencintai.
Lalu lantas bagaimana
soal kepemimpinan dalam islam? Benarkan wanita tidak boleh menjadi pemimpin?
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah
telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain
(wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta
mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi
memelihara diriketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara
(mereka)” (An Nisaa’ : 34)
Kalimat karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan
sebagian dari harta mereka dalam ayat ini menunjukan bahwa
kapemimpinan ini berkaitan dengan kehidupan rumah tangga. Bukan dalam segala
hal. Buktinya, Asy Syifa binti Abdullah Al Adawiyah pernah menjadi pemimpin
jawatan pengawas pasar dimasanya, Aisyah pernah menjadi pemimpin pasukan
didampingi Thalhah dan Az Zubair dalam Waqatul Jamal.
Pada hakikatnya,
laki-laki dan perempuan bukanlah musuh yang saling bersaing dan merendahkan
sesamanya, tapi laki-laki dan perempuan adalah satu regu, satu kelompok, satu
tim. Untuk saling memahami, saling membantu, dan saling mendukung. Laki-laki
dan perempuan adalah belahan yang tak terpisahkan..
"Sesungguhnya wanita adalah belahan tak terpisah dari lelaki"
(HR Ahmad dan Al Baihaqi)
Sungguh suatu
kemuliaan bagi seorang wanita ketika Rasulullah menyebut “Ibu.. “ sebanyak tiga
kali, baru kemudian “ayah..”
Sungguh suatu
kemuliaan bagi seorang wanita ketika Allah meletakan surgaNya dibawah telapan
kaki seorang wanita, yaitu Ibu.
Sungguh suatu
kemuliaan bagi seorang wanita ketika Rasulullah berkata “ Dunia ini
penuh perhiasan dan perhiasan paling indah
ialah wanita solehah.” (Hadis riwayat Muslim)
Maka.. tak perlu kita
iri terhadap teman hidup kita seumur hidup, kaum laki-laki. Soal hal ini, Dia
sendiri yang langsung menasehati kita, kaum perempuan, lewat suratNya yang
berjudul An-Nisaa’, perempuan..
”Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada
sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang
laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita
(pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah
sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
(An Nisaa’ : 32)
Coba
sejenak bayangkan.. bagaimana jadinya dunia ini tanpa adanya sesosok wanita..
Tanpa Siti Hawa,
barangkali tidak akan ada anak cucu Adam hingga generasi sekarang ini.
Tanpa Siti Khadijah ,
barangkali tidak ada yang beriman kepada Rasulullah ketika semua manusia
ingkar, tidak ada yang membenarkan Rasulullah ketika semua manusia
mendustakannya, tidaka ada yang membantu Rasulullah dengan hartanya ketika
semua manusia menahannya, dan tidak ada pula keturunan dari Rasulullah.
Tanpa Aisyah ,
barangkali Rasulullah tidak dapat tertawa lepas untuk menghilangkan semua
bebannya setelah menjalankan tugas beratnya, lalu menikmati kemanjaan Aisyah.
Tanpa kalian wanita-wanita muslimah.. barangkali para pejuang-pejuang
kebenaran agama Allah itu haus akan dukungan, sokongan semangat, dari
bidadari-bidadari pendampingnya di dunia ini. Barangkali mereka rindu sentuhan
kelembutan, wadah keluh kesah menentramkan, setelah seharian berlelah-lelah di
jalan Allah. Barangkali tidak akan ada lagi penerus, anak-anak
shalih-shalihah yang memberi bobot kepada bumi dengan kalimat laa ilaaha
illaLlah yang kelak akan lahir dari rahim kalian.
Ya Allah.. berikan
kami kelapangan untuk menerima pembagian ini. Kami yakin Engkau adalah
sebaik-baik Pencipta.
Love you fiLlah,
Riana Yahya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar