Auramu lembah pesona. Telah kularang diri untuk menuju sana. Tapi kemudian tersesat juga.
Inginku bekap saat hati berderap. Tapi ia tak mau jg diam, malah betah bersemayam.
Hati, mengapa terlalu ramah pada Si Harapan? Bukankah dia hanya akan bertandang sebentar? Lantas pergi tinggalkan perih.
Jika purnama mendului datangmu, lantas harus ku bilang apa pada matahari yang menantimu setiap pagi hingga senja?
Sudah kubilang pada karang, tak usah lagi rindukan ombak yang hanya akan mengikis dirinya perlahan.
Aku utara dan kamu selatan. Kadang kompas membuat kita nampak dekat, tapi nyatanya kita tetap berlawan arah.
Aku tidak perlu kerasionalan untuk mencintaimu. Aku hanya butuh iman untuk tidak mencintaimu, sekarang.
Ini aku, yg memilih sakit daripada disakiti.. yg memilih tetap redup daripada benderang karena cahayamu.
Oh iya,kenapa sajak ini pake hastag sajak malam padahal isi sajaknya nggak ada hubungannya sama malam? Simple sih, soalnya sajak ini di bikinnya pas malam hari, hehe ^_^ V
Sincerely,
Riana Yahya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar