Cr
Pict: NYC Commission on Human Rights
|
Topik mengenai sexual harassment kembali hot jadi perbincangan, ba’da viralnya
video Young Lex yang mengomentari foto Lisa Black Pink. Entah yaaa emang udah
kebiasaan orang satu itu buat ngomong kotor atau emang bahan marketing aja,
secara public image yang dibangunnya
aja udah as a badboy. Bagi yang belum
tau beritanya, saya jelasin dikit ya, jadi di videonya pas Young Lex unboxing
album Square Up punya Black Pink, dia
nyeletuk pas liat foto Lisa “bisa nih buat bac*l” alias bahan c*li yang bisa
diartikan sebagai bahan untuk melakukan masturbasi. Emang sih di videonya juga
dia sambil ketawa-tawa gitu, but it’s not funny at all, man! Karena itu udah
termasuk verbal sexual harassment
atau pelecehan seksual secara verbal.
“Menurut Komnas Perempuan, pelecehan
seksual merujuk pada tindakan bernuansa seksual yang disampaikan melalui kontak
fisik maupun non-fisik, yang menyasar pada bagian tubuh seksual atau
seksualitas seseorang. Tindakan ini termasuk siulan, main mata, komentar atau
ucapan bernuansa seksual, mempertunjukkan materi-materi pornografi dan
keinginan seksual, colekan atau sentuhan di bagian tubuh, gerakan atau isyarat
yang bersifat seksual, sehingga mengakibatkan rasa tidak nyaman, tersinggung,
merasa direndahkan martabatnya, dan mungkin hingga menyebabkan masalah
kesehatan dan keselamatan.” (dikutip dari laman hellosehat.com)
Sayangnya nih, cuma sedikit orang yang
aware sama sexual harassment ini. Kebanyakan
menganggap itu sebagai hal lumrah yang seakan sudah atau harus dimaklumi, “Yaa
cowok emang gitu, wajar kali!” Huft! Ya kalo objeknya binatang atau benda mati
sih silahkan aja, tapi kalo objeknya wanita, sosok yang harusnya lo lindungin
dan hargain, oh come on! Nggak kepikir apa, coba kalo kakak atau adik perempuan
lo yang dikayak gituin, gimana rasanya?
Kita bahas dari hal terkecil yang
sering kita temuin deh; catcalling, godain
cewek yang lewat. Udah jadi budaya kayaknya dari cuma nyapa dengan salam, sampe
ngegoda yang bikin annoyed. Saya sendiri ya, walaupun sudah berpakaian rapih,
kerudung menutup dada, masih belum terbebas dari sexual harassment semacam ini. Biasanya sih ya cuma salam aja, jadi
paling saya diemin dengan wajah ketus. Lah kan jawab salam wajib hukumnya?
Senyum juga sunnah. Not for everyone, girls! Jaga harga diri, lebih baik di cap
sombong dari pada gampangan. Etapi ini buat stranger
ya, jangan tetiba besok-besok kalo temen apalagi atasan lo nyapa terus dicuekin
gituuu -____-“
Nah, cewek yang berpakaian rapih aja
masih kena, berarti emang cowoknya aja kan yang berengsek? Hhmmm… bener juga
sih, cowok yang kayak gitu emang berengsek. Da cowok yang baik mah nggak
mungkin atuh ya ngegodain cewek kayak gitu. Tapi ya girls, kalo kita perhatiin lagi,
cara berpakaian kita juga bakal memepengaruhi “niatan” mereka. Kalo nggak
percaya coba aja tanyain temen kalian yang berpakaian tertutup sama yang
berpakaian seksi, pasti yang seksi akan lebih sering mendapatkan sexual harassment dibanding dengan yang berpakaian
tertutup.
Udah jadi perdebatan yang cukup lama
soal salah-menyalahkan ini. Yang cowok nyalahin cewek karena pakaiannya. Yang
cewek nyalahin cowok karena otaknya. Semua ambil bagian sih kalo menurut saya. As
we know yaa, setiap cowok emang punya hasrat untuk tergoda sama cewek, itu
emang dari sananya, udah fitrahnya. Setiap cewek juga punya hasrat untuk tampil
cantik, buat sebagian cewek mungkin dengan tampil modis atau seksi. Tapi mbok
ya bedanya kita sama BINATANG kan cuma satu ya, kita dianugerahkan akal pikiran
untuk mem-filter hasrat di diri kita. Yang cowok mangga lah kalo mau godain,
godain aja istri sahnya, jangan istri orang. Yang cewek mangga tampil seksi di
depan suami sahnya, jangan di hadapan semua orang. Sama-sama saling “menahan
diri” agar sexual harassment itu nggak terjadi sama kita atau di lingkungan
kita.
Sexual harassment yang
sering lagi kita temui dan maklumi adalah obrolan atau candaan seksis. Ini parah
sih, dan kamu dapat menemukannya dimana aja; media online, cetak, TV, bahkan di
lingkungan terdekat. Dan itu dianggap WAJAR, candaannya di-KETAWA-in dianggap
LUCU. Padahal nggak sama sekali, yang ada hanya MERENDAHKAN wanita yang
seringnya dijadikan objek.
Saya sendiri, walaupun tidak pernah
mendengar saya dijadikan objek seperti itu (mungkin kalo denger langsung saya
semprot atau ludahin sekalian orangnya), tapi merasa sangat tidak nyaman kalau
obrolan di tongkrongan temannya teman saya (karena inner-loop saya kebanyakan adalah
orang-orang yang jauh dari obrolan seksis) mengarah ke hal-hal tersebut, even
yang katanya cuma BERCANDA. Saya tidak pernah tertawa akan leluconnya, saya
akan pasang muka ketus, dan pura-pura tidak mendengarkan dengan sibuk main hp. Setelah
itu saya akan ngomong langsung biasanya ke teman saya, bahwa saya tidak nyaman
dengan obrolan mereka. Dan di kemudian hari teman saya mencoba mengalihkan
pembicaraan jika obrolan udah nyerempet ke arah seksisme.
“Candaan seksis kemudian terinternalisasi dalam komunitas masyarakat. Ia
mewujud dalam laku menjadikan perempuan sebagai warga kelas dua, yang bisa
banget diobyek-obyekkan tubuh maupun seksualitasnya untuk ditertawakan.
Seksisme dianggap wajar, sehingga timbul sikap diskriminasi terhadap perempuan.”
(dikutip
dari laman voxpop.id)
Kayak gimana sih candaan seksis? Ambil contoh lah ya yang sering kita
denger, “Ayamnya paha atau dada? Dada. Mau ukuran berapa? Cup A apa B?” Kan
sakit ya nih orang.
Iya, separah itu sekarang budaya masyarakat kita, sampe-sampe cowok yang
nggak ketawa kalo bahas candaan seksis, bakal disangka nggak normal. Cewek yang
marah dengan candaan seksis dibilang nggak asik. Iya iya, udah separah itu lokalitas
masyarakat kita sekarang, di luar tereak-tereak soal kesetaraan dan anti
diskriminasi, padahal obrolan di tongkrongan masih nginjek-nginjek harga diri wanita.
Duh!
“Pada akhirnya, hal seperti ini bermuara kembali pada ketimpangan gender
yang diakibatkan oleh kuatnya konstruksi patriarki di dalam masyarakat.
Perempuan diperlakukan sebagai objek dan diperlakukan sebagai manusia
subordinat di bawah laki-laki.” (dilansir dari laman ksm.ui.ac.id)
Tips nih buat cewek-cewek, selugu-lugunya kamu, you have to know what
hot topic in guys room atau sekedar tau istilah-istilah seksis mereka. Buat
apa? Jaga-jaga jangan sampe kamu lagi jadi bahan candaan seksis mereka dan kamu
nggak nyadar itu.
In the end, as a woman, saya mengajak wanita lainnya buat nggak diem aja
kalo ngalamin sexual harassment,
even
itu cuma catcalling atau candaan
seksis. Kalian akan terus digituin kalo kalian nggak bersikap. Let’s action, bisa
dari pasang muka ketus, ngomong baik-baik kalo kalian nggak nyaman digituin,
atau maki-maki mereka di depan umum juga nggak papa, you’re in the right side,
girls! So just speak up aja kalo emang nggak ketahan amarahnya, mereka juga kok
nanti yang malu. Bahkan kalo udah sampe ke physically menyakiti kamu, laporin
aja ke pihak yang berwajib, nggak usah malu. Jangan simpen masalahnya
sendirian.
And as a human, mau berpesan untuk
para lelaki, yang dilahirkan dari ibu seorang wanita, yang mungkin memiliki
adik, kakak, atau saudara wanita, yang nantinya akan memiliki istri seorang
wanita; perlakukan wanita dengan sebaik-baiknya. Karena bisa jadi hal itu
terjadi pada salah satu wanita yang sangat kamu cintai, maka jaga mulai dari
akal pikiran kalian sendiri, then to the next level, bisa mulai ingatkan teman-teman
satu tongkrongan, agar nantinya bisa terwujud lingkungan aman dan nyaman yang
bebas dari sexual harassment.
Regards,
Riana.