Senin
kemarin, 20 Nov 2017, beberapa teman blogger dari Karawang diundang untuk
meliput sebuah pelatihan bagi para pedagang kecil - UMKM di Karawang yang
diadakan oleh PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. Acara yang bertempat di kantor
cabang Alfamart Karawang tersebut bertemakan “Pelatihan Manajemen Ritel bagi Usaha Mikro Kecil
Menengah (UMKM)“.
Mungkin
banyak dari kita yang sering mendengar opini bahwa retail modern yang sedang menjamur
kini “mematikan” pedagang retail tradisional, apalagi yang hanya berskala
kecil. Nah, pelatihan manajemen retail ini merupakan salah satu corporate
social responsibility (CSR) yang dijalankan alfamart sebagai bentuk dorongan
pada usaha ritel tradisional. Tujuannya, agar para peserta yakni para pedagang
kecil mampu mengetahui cara mengelola warung yang baik dengan pendekatan retail
modern.
Melalui
program Outlet Binaan Alfamart (OBA), Alfamart membantu para pedagang kecil
memenuhi pasokan barang dagangan mereka. Para peserta pelatihan yang merupakan
pemilik OBA mengungkapkan bahwa program ini cukup membantu mereka, karena
mereka tidak perlu lagi meninggalkan warung untuk pergi ke agen atau pasar,
selain menghemat tenaga, para pedagang juga dapat menghemat biaya transportasi.
Kini mereka cukup memesan barang dengan menelpon atau sms MRO (Member Relation
Officer) Alfamart, atau bisa juga melalui palikasi android yang bernama Alfa
Micro.
Selain
memasok barang dagangan, Alfamart juga mendorong para pedagang dengan melakukan
pelatihan rutin sehingga para pedagang mengetahui manajemen pengelolaan warung
mereka, seperti manajemen keuangan (cash flow), penataan barang, pengaturan
stok barang, tips mengamati tren pasar terkait produk yang sedang diminati,
hingga pelayanan yang ramah kepada pembeli.
Menurut Pak Akmal
Maulana, penyampai materi pada pelatihan kali itu, yang merupakan Member Relations
Coordinator untuk wilayah Subang dan Purwakarta, para pedagang harus mengetahui
manajemen keuangan (cash flow)warung mereka, agar usaha mereka dapat terus
berkembang dan tidak sampai merugi. Kebanyakan warung tradisional di Indonesia
sulit untuk berkembang karena tidak adanya pencatatan dan pemisahan antara
barang modal usaha dan barang yang dikonsumsi sendiri. “Belum lagi kalau
saudara atau keluarga yang ngambil barang, pasti tidak bayar, mending kalau
sekali, kalau setiap hari, bagaimana?” tanya Pak Akmal, yang dijawab hanya
dengan gelak tawa para peserta di ruangan.
Pak Akmal Maulana sedang menyampaikan materi kepada peserta pelatihan |
Penataan
(display) barang juga sama pentingnya. Pedagang harus menata barang dagangannya
dengan prinsip penanggalan kadaluwarsa produk, atau yang dikenal dengan first
in first out (FIFO). Hal ini dilakukan untuk menghindari barang yang sudah lama
masuk tapi tidak kunjung terjual (karena tidak di display) hingga akhirnya
kadaluwarsa dan menyebabkan kerugian bagi pedagang. Stok barang juga perlu
diperhatikan para pedagang. Jangan sampai ketika pembeli ingin membeli suatu
barang, tapi barang itu tidak tersedia, sehingga menimbulkan lost sales atau
kehilangan potensi penjualan.
Acara yang
dimulai dari jam 10.00-12.00 diikuti sekitar 30 pedagang UMKM, ada yang baru pertama
kali mengikuti pelatihan, ada juga yang sudah lebih dari tiga kali. Bagi kami
para blogger, tentu saja ini adalah yang pertama kalinya. Tapi justru itu,
malah kami yang antusias bertanya dan banyak ingin tahu. Habisnya, baru tahu
juga kalau Alfamart punya program macam begini. Pun, berangkali salah satu dari
kita nanti berminat untuk membuka warung atau toko kecil-kecilan. Secara, usaha
warung atau toko memang banyak jadi pilihan, karena modalnya yang relatif
kecil, pengelolaannya yang tidak terlalu ribet, dan untungnya juga lumayan. So,
berminat untuk berwiraswasta dan jadi Outlet Binaan Alfamart? B-)
Foto bersama para pemilik Outlet Binaan Alfamart |
Foto bersama para blogger Karawang |
Sincerely,
@riana_yah