Saya bertatapan tak percaya dengan teman disamping saya,
Rina. Tanpa kata kita sudah paham betul maksud satu sama lain. “Mirip doang,
mirip!” mulut saya melafalkannya tanpa mengeluarkan suara. Beberapa menit saya
masih bertahan dengan kepercayaan diri saya, bahwa itu tidak mungkin orang yang
kami –dan banyak orang– kenal. Tidak mungkin beliau yang ada di depan mata saya
sekarang.
Sampai… beliau memperkenalkan namanya; Ridwansyah Yusuf
Achmad. Dan… kami yang duduk tepat di depan beliau –meski sekuat apapun
berusaha tetap– tak mampu menahan ekspresi, yang entah bagaimana itu terlihat,
campuran dari berbagai rasa: masih nggak percaya, okay ini nggak mungkin
terjadi, mimpi nggak sih? Gila! Ini beneran Kang Yusuf yang ada di depan gue?
Gimana bisa? Harus gimana nih? Okay biasa aja! Mana bisaaa?!
Otak saya mulai menyatukan keping-keping puzzle clue
mengenai dosen baru yang beberapa waktu lalu saya dapatkan:
- · Nama dosen yang tertulis di absen; Ridwansyah. Manalah saya ngonnect ke Kang Yusuf. Padahal ini nama depannya. Jadi inget mas Abdullah di KCB, Anna Althafunnisa juga nggak ngonnect kalo beliau adalah Abdullah Khoirul Azzam #eeaaa xD
- · Dosennya masih muda. Hellooo~ Di Indonesia banyak dosen muda.
- · Beliau mantan presiden KM ITB. Ini padahal udah menjurus banget, tapi kan semenjak didirikannya, udah berapa orang mantan presiden KM ITB? Banyak.
Butuh waktu lama bagi saya untuk menguasai diri. Masih sibuk
berantem sama pikiran sendiri kalo ini emang kenyataan. Padahal bukan waktunya
lagi untuk itu, sekarang saya harus nyimak perkuliahan beliau: Aspek Sosial dan
Pengembangan Komunitas. Tapi, aaaak… seringnya saya masih gagal fokus -___-
Ini terlalu mengejutkan. Benar-benar mengejutkan. Coba
sebelumnya saya tahu bahwa beliau yang akan jadi dosen saya di mata kuliah ini,
mungkin nggak akan secengo ini jatohnya. Mungkin saya akan terlihat lebih excited dari temen-temen lainnya yang
belum pernah kenal beliau. Tapi nggak akan sememalukan ini jatohnya. Bener deh!
Ekspresi saya terlalu terbaca jelas. Saya tahu itu. How fool I am >,<
Tapi rasanya bener-bener kayak mimpi. Baru tadi pas mau beli
makan siang, saya sama Rina ngomongin beliau yang minggu lalu jadi moderator
acara diskusi para walikota muda; Bandung, Bogor dan Depok. Ngomongin beliau
yang baru beberapa bulan ini ada di Indonesia ba’da menyelesaikan studi S2nya
di Belanda. Dan tiba-tiba ‘seleb’ yang baru kita omongin tadi sekarang lagi
duduk di depan kita, jaraknya nggak lebih dari 2 meter, selama 2 sks! Etapi
masih kurang sih, kenapa nggak 4 sks aja gitu, hehe. Dikasih hati minta
jantung.
Beberapa teman aktivis yang mengenal beliau juga cukup
‘histeris’ begitu mendapat kabar dari saya bahwa Kang Yusuf ngajar anak PWK di
ITSB. Lalu saya komentar, “Jiaah, ente yang cuma denger kabarnya aja histeris
gini, apalagi ane yang tiba-tiba tuh orang ada di depan mata!”
Bagi pengagum-pengagum sosok Kang Yusuf ini, bertemu apalagi
bisa berbincang dan bertukar pikiran dengan beliau mungkin adalah sebuah
anugerah dan kesempatan emas. Dan saya, sangat bersyukur bahwa satu semester ke
depan saya mendapatkan itu. Dengan berbagai prestasi menawannya: Lulus S1
Planologi ITB dengan IPK bagus, Lulus S2 di Universitas Erasmus Belanda, Mantan
Presiden KM ITB, Mantan Ketua GAMMAIS ITB, Mantan Sekjend PPI Belanda, penulis
buku, menjadi pembicara di berbagai seminar, menikah muda dan bulan madu di
Turki… *eh, out of the track* saya merasa sangat beruntung sekali bisa menjadi
mahasiswa beliau. Alhamdulillah~
“Maka nikmat Tuhanmu yang mana lagi yang ingin kau dustakan?”
Sincerely,
Riana
Senin, 10-02-2014
Even now, I still can’t believe this happen to me :))